Dalam
kehidupan sehari-hari, tentunya kita sering dihadapkan oleh yang namanya
konflik. Baik itu konflik personal, interpersonal, maupun kelompok. Dengan
adanya konflik yang banyak pada kehidupan kita, kita akan semakin tambah kritis
dalam menyikapi persoalan atau konflik yang ada tersebut. Sebelum kita membahas
lebih jauh tentang materi manajemen konflik, kita harus berkenalan dengan apa
definisi dari konflik itu sendiri...
DEFINISI
KONFLIK
Konflik merupakan
kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin
dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan
orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan
menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan
produktivitas kerja (Wijono,1993, p.4)
Konflik sendiri itu dibagi menjadi empat:
Konflik sendiri itu dibagi menjadi empat:
1.
Konflik Personal
Konflik
personal merupakan konflik yang terjadi pada suatu individu itu sendiri,
misalnya: galau, bimbang, ragu, dan lain sebagainya.
2.
Konflik Intrapersonal
Konflik
intrapersonal merpakan konflik yang terjadi pada individu satu ke individu yang
lain, misalnya: si A punya masalah dengan si B.
3.
Konflik Personal dengan Kelompok
Konflik
ini terjadi pada suatu individu dengan sekumpulan orang atau organisasi.
4.
Konflik Antar kelompok
Konflik
yang terjadi antara sekelompok orang dengan organisasi atau kelompo yang lain.
CIRI-CIRI
KONFLIK
Menurut Wijono( 1993 : 37) Ciri-ciri Konflik adalah :
1.
Setidak-tidaknya ada dua pihak secara perseorangan maupun kelompok yang
terlibat dalam suatu interaksi yang saling bertentangan.
2. Paling
tidak timbul pertentangan antara dua pihak secara perseorangan maupun kelompok
dalam mencapai tujuan, memainkan peran dan ambigius atau adanya nilai-nilai atau
norma yang saling berlawanan.
3.
Munculnya ketidakseimbangan akibat dari usaha masing-masing pihak yang terkait
dengan kedudukan, status sosial, pangkat, golongan, kewibawaan, kekuasaan,
harga diri, prestise dan sebagainya.
TAHAPAN-TAHAPAN
PERKEMBANGAN KONFLIK
1. Konflik masih tersembunyi2. Konflik yang mendahului
3.
Konflik yang dapat diamati dan konflik yang dapat dirasakan.
4.
Konflik terlihat secara terwujud dalam perilaku
5.
Penyelesaian atau tekanan konflik
6. Akibat
penyelesaian konflik
Jika
konflik diselesaikan dengan efektif dengan strategi yang tepat maka dapat
memberikan kepuasan dan dampak positif bagi semua pihak. Sebaliknya bila tidak,
maka bisa berdampak negatif terhadap kedua belah pihak sehingga mempengaruhi produkivitas
kerja.(Wijono, 1993, 38-41).
MANAJEMEN
KONFLIK
Manajemen
konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang
mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun
pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan
interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga,
yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal
ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan
terhadap pihak ketiga.
PERAN MANAJEMEN KONFLIK DALAM ORGANISASI
Dalam
sebuah organisai, pekerjaan individual maupun sekelompok pekerja saling terkait
dengan pekerjaan pihak-pihak lain. Ketika suatu konflik muncul di dalam sebuah
organisasi, penyebabnya selalu diidentifikasikan sebagai komunikasi yang kurang
baik. Demikian pula ketika suatu keputusan yang buruk dihasilkan, komunikasi
yang tidak efektif selalu menjadi kambing hitam.
Para manajer bergantung kepada ketrampilan berkomunikasi mereka dalam memperoleh informasi yang diperlukan dalam proses perumusan keputusan, demikian pula untuk mensosialisasikan hasil keputusan tersebut kepada pihak-pihak lain. Riset membuktikan bahwa manajer menghabiskan waktu sebanyak 80 persen dari total waktu kerjanya untuk interaksi verbal dengan orang lain.
Ketrampilan memproses informasi yang dituntut dari seorang manajer termasuk kemampuan untuk mengirim dan menerima informasi ketika bertindak sebagai monitor, juru bicara (Spekesperson), maupun penyusun strategi.
Sudah menjadi tuntutan alam dalam posisi dan kewajiban sebagai manajer untuk selalu dihadapkan pada konflik. Salah satu titik pening dari tugas seorang manajer dalam melaksanakan komunikasi yang efektif didalam organisasi bisnis yang ditanganinya adalah memastikan bahwa arti yang dimaksud dalam instruksi yang diberikan akan sama dengan arti yang diterima olh penerima instruksi demikian pula sebaliknya (the intended meaning of the same). Hal ini harus menjadi tujuan seorang manejer dalam semua komunikasi yag dilakukannya.
Dalam hal me-manage bawahannya, manajer selalu dihadapkan pada penentuan tuntuan pekerjaan dari setiap jabatan yang dipegang dan ditangani oleh bawahannya (role expectaties) dan konflik dapat menimbulkan ketegangan yang akan berefleksi buruk kepada sikap kerja dan perilaku individual. Manajer yang baik akan berusaha untuk meminimasasi konsukensi negatif ini dengan cara membuka dan mempertahankan komunikasi dua arah yang efektif kepada setiap anggota bawahannya. Disinilah manajer dituntut untuk memenuhi sisi lain dari ketrampilan interpersonalnya, yaitu kemampuan untuk menangani dan menyelesaikan konflik.
Manajer menghabiskan 20 persen dari waktu kerja mereka berhadapan dengan konflik. Dalam hal ini, manajer bisa saja sebagai pihak pertama yang langsung terlibat dalam konflik tersebut, dan bisa saja sebagai pihak pertama yang langsung terlibat dalam konflik tersebut, dan bisa pula sebagai mediator atau pihak ketiga, yang perannya tidak lain dari menyelesaikan konflik antar pihak lain yang mempengaruhi organisasi bisnis maupun individual yang terlibat di dalam organisasi bisnis yang ditanganinya.
Tag :
Uncategori
0 Comments for "MANAJEMEN KONFLIK"
-Silahkan berkomentar dengan bijak
-Dilarang SPAM atau menaruh link aktif pada komentar
-Apabila ada pertanyaan, silahkan bertanya dengan baik